Langsung ke konten utama

Seperti Apa Bentuk Takdir?



Ehm, pagi ini aku bangun lebih siang dari biasanya, 8.30. Itu waktu menunjukkan kekurangajaran untuk ukuran orang yang rajin disiplin bangun pagi, tapi bukan aku lho ini....

Aku berangkat ke Lintang, sebuah toko harapan--maksudku percetakan hehe. Maksudnya impianku dulu memiliki sebuah percetakan. Dan sekarang bulan kedua belas sejak aku buka pertama kali, rasanya cukup luar biasa untuk diriku yang sudah mampu bertahan selama itu. Sekitar satu bulan sebelumnya aku punya rencana untuk menyudahi itu dan ingin berpindah haluan ingin menjual pakaian dengan brand milik sendiri. Di samping itu, aku punya banyak waktu untuk mengasah keterampilan menggambarku, sebab sejauh ini sejak aku kerja sebagai tukang cetak dan desain seputar cetak-mencetak waktu untuk melatih tanganku menjadi berkurang, bahkan tidak ada.

Kembali ke aktivitas tadi pagi....Aku menyelesaikan beberapa pekerjaan, pintu-pintu toko tidak aku buka sebab ini bulan terakhir sewa toko sementara aku belum memiliki penggantinya. Hari ini orderannya cukup banyak. Untuk sampai bulan kedua belas apakah memang ini takdirku? Atau sebenarnya banyak takdir yang belum aku ketahui? Entahlah...tapi sekuat apapun kita, yang tak bisa kita elak adalah takdir. Aku percaya saja setiap tempat yang kita pijak di situ pula ada rejeki, tapi bukannya lebih menyenangkan mendapatkan rejeki melalui yang kita senangi!?

Kali pertama tidak apa-apa ya tuisannya sedikit. Sudah cukup lama tidak menulis, jadi sedikit kaku--ya jari iya otak


Desember 2020, 30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPRESENTASI #KRENTEG

KIDUNG PEKHATIK Duhai,... Raga penat tak jua lena Meski sang malam bertambah tua Ada samar bayang bercahaya Meraja disudut-sudut mata Duhai,.... Cahaya apa yang kau pancarkan Oh Sang Dewi Hingga Bthara Surya-pun mampu kau taklukan Apalah arti hamba dina ini Menatap matamu Sebening baiduri Duhai,... Tatkala telapak tanganku Yang selalu akrab dengan ilalang berdebu Kau sentuh dengan jemari teratai selembut beludru Tlah kau tancapkan Duri asmara kejantung kalbuku Oh Bhatara Bayu,... Haturkanlah senandung cinta ini Keharibaan Sang Putri Jelmakanlah menjadi buai mimpi Duhai,... Kuluruh dikeelokan rambutmu Yang tebarkan wewangian swargaloka Oh,.. Sang Padmasari, Kuharap esok pagi, Rela kau cucurkan kedalam jiwaku yang kehausan Setitik madu santapan Para dewa Yang terwakili pada ulas senyuman. Diambil dari serat Asmaradhana

Aku Tak Tahu

Sampai hari ini aku tidak tahu dengan yang aku rasakan. Atau aku tidak mengerti sebenarnya dengan keadaan yang sekarang. Ah, aku benar-benar bingung. Jika engkau #KerlipKaca mulai menjauh atau tidak ingin mengenalkulagi, maka aku akan mengejarmu dengan langkah perlahan. Aku tidak percaya dengan keadaanku saat ini. Entah kenapa perasaan ini tidak pernah surut. Meskipun ada beberapa wanita yang mendekatiku. Jika engkau adalah wanita yang aku harapkan, atau minimal engkau jodoh yang aku harapkan, maka kenapa aku tidak melihat atau merasakan tanda-tanda itu? Ah, dunia memang penuh dengan misteri. Aku merasa tidak ingin meninggalkanmu, meskipun cukup berdaya untuk melakukannya. Rasanya aku ingin bercerita sejak awal. Pada hari itu, kita sering bertemu ketika rapat pengurus sebuah organisasi profesi. Ketika pertama kali bertemu denganmu aku merasakan sesuatu yang berbeda, indah. Melalui matamu yang teduh oleh coretan pinsil hitam--atau sering disebut celak. Sejak saat itu aku sering ...

LEBIH DARI TAJ MAHAL

LEBIH DARI TAJ MAHAL Kelabu menyapu seluruh kaki langit barat Kurang lebih mampu melukiskan setiap detik yang kurasakan Aroma tanah dan rumput menjelajah isi otak lalu menjelma ke pikiran Merupakan terapi tak tertandingi saat itu Semacam mantra berkali-kali kukembangkan dada menjelang tersirep Semua berawal oleh sebuah mulut Adalah lukisan keadaanmu yang memabukkan lahir dan batinku Di sela-sela kesadarankku kusampaikan doa khusus Berinstrumenkan denyut jantung dan darah melebihi biasanya Bersama menjumpai kepastian melalui lorong-lorong rumah sakit. Seketika perasaan mulai mekar setelah lukisan keadaanmu lebih cerah Puji syukur bagi Gusti Alloh yang telah menyayangi umat Ini...mapu menandingi pembuktian Kaisar Mughal Shah Jahan dengan Taj Mahal-nya Bagiku...melebihi batas kemampuanku merupakan pembuktian adikarya Mampu menciptakan komunikasi dengan pencipta. Bongkahan kelabu pada senja yang menua Tampak sinar matamu bagai pisau den...